I. PENGERTIAN TENTANG ILMU ALAMIAH DASAR
Pengertian tentang Ilmu Alamiah Dasar menurut beberapa tokoh:
1. Maskoeri Jasin menjelaskan
bahwa Ilmu Alamiah adalah kegiatan untuk mengkaji dan mencari penemuan
atau percobaan tentang keadaan alam dan gejala-gejala di muka bumi dan alam
semesta yang nantinya bisa menghasilkan suatu konsep dan prinsip, yang dapat
mendorong manusia untuk melakukan kegiatan tersebut berulang-ulang.
2. H. W. Fowler berpendapat bahwa Ilmu Alamiah
atau biasa disebut IPA yaitu ilmu yang sistimatis dan dirumuskan, yang
berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan
terutama atas pengamatan dan induksi, yang berarti bahwa Ilmu
Alamiah perlu dikaji pula dengan cara sistematis, atau dengan cara ilmu pasti,
sehingga dapat menyimpulkan suatu konsep secara sistematis dan terperinci.
3. H. ABAU AHMADI
dan A. SUPATMO menyatakan Ilmu Alamiah atau sering disebut IPA yaitu
suatu pengetahuan teori yang diperoleh atau disusun dengan cara yang
khas-khusus, yaitu melakukan observasi, eksperimentasi,
penyimpulan, penyusunan teori, dan demikian saling kait mengkait
antara cara yang satu dengan cara yang lain. Ilmu Alamiah Dasar yaitu
ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, yang berarti bahwa Ilmu
Alamiah Dasar adalah hasil teori yang disusun secara benar-benar
terperinci.
Jadi, Ilmu Alamiah Dasar adalah kegiatan
atau upaya manusia untuk mengkaji dan mempelajari atau memperoleh pengetahuan
tentang alam semesta dan gejala-gejala yang ditimbulkan alam semesta untuk
menghasilkan suatu konsep dan prinsip dengan cara dan langkah-langkah yang
sistematis dan terperinci sehingga bisa dibuktikan kebenarannya.
II. PROSES PERKEMBANGAN
ALAM PIKIRAN MANUSIA
Sejak lahirnya di muka
bumi ini, manusia bersentuhan dengan alam. Persentuhan dengan alam menimbulkan
pengalaman. Alam memberikan rangsangan kepada manusia melalui pancaindera.
Jadi, pancaindera merupakan alat komunikasi antara alam dengan manusia yang
membuahkan pengalaman. Pengalaman itu saat demi saat bertambah, karena manusia
ingin mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang hakiki; apa, bagaimana, dan
mengapa, baik atas kehadirannya di dunia ini, maupun atas segala benda yang
telah mengadakan kontak dengan dirinya.
Perkembangan pola
pikir manusia ini dari zaman ke zaman terus berubah bahkan bertambah, karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
1. Rasa Ingin Tahu
Ilmu Pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu. Perasaan ini
merupakan salah satu ciri khas manusia. Rasa ingin tahu itu berkembang, baik
tentang dirinya sendiri maupun benda-benda disekitar dan rasa yang seperti itu
tidak dimiliki oleh makhluk hidup yang lainnya. Rasa ingin tahu mendorong
manusia untuk melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban
atas berbagai persoalan yang muncul di dalam pikirannya.
2. Mitos
Mitos
adalah suatu pengetahuan berdasarkan penghayatan digabungkan dengan pengalaman
dan didasarkan dengan kepercayaan. Dalam istilah lain disebutkan bahwa mitos
adalah pengetahuan baru yang merupakan kombinasi antara pengalaman-pengalaman
dan kepercayaan.
Mitos merupakan
tahap kedua dari perkembangan pola pikir manusia. Karena manusia juga berusaha
memenuhi kebeutuhan non fisik atau kebutuhan alam pikirannya. Rasa ingin tahu
manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan maupun
pengalamannya. Untuk itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban atas
keingintahuannya itu.
Untuk dapat berfikir membutuhkan beberapa
komponen, diantaranya:
1. Fakta, manusia
membutuhkan fakta yang akan dijadikan objek berfikirnya.
2. Indera, untuk dapat menyerap fakta-fakta yang akan dipikirkan. Seperti
mata untuk dapat melihat, meraba, pendengaran, dan
indera yang lainnya.
3. Otak,
merupakan organ yang berfungsi untuk menterjemahkan setiap fakta yang diserap.
4. Informasi Sebelumnya, tanpa informasi manusia tidak dapat
untuk memahami fakta yang sedang dihadapinya.
Adapun
perkembangan alam pikiran manusia sampai dengan kelahiran Ilmu Pengetahuan Alam
sebagai ilmu yang mantap melalui 4 tahap, yaitu:
1. Tahap mitos.
2. Tahap penalaran.
3. Tahap pengalaman
dari percobaan.
4. Tahap metode
keilmuan.
III. MITOS, PENALARAN, CARA MEMPEROLEH ILMU
PENGETAHUAN
- Mitos
Mitos adalah suatu
pengetahuan berdasarkan penghayatan digabungkan dengan pengalaman dan
didasarkan dengan kepercayaan. Dalam istilah lain disebutkan bahwa mitos adalah
pengetahuan baru yang merupakan kombinasi antara pengalaman-pengalaman dan kepercayaan.
Mitos itu timbul disebabkan antara lain karena
keterbatasan alat indera manusia misalnya:
1. Alat Penglihatan
Banyak benda-benda yang bergerak begitu cepat
sehingga tak tampak jelas oleh mata. Mata tidak dapat membedakan benda-benda.
Demikian juga jika benda yang dilihat terlalu jauh, maka tak mampu melihatnya.
2. Alat Pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang
mempunyai frekuensi dari 30 sampai 30.000 perdetik. Getaran di bawah 30 atau di
atas 30.000 perdetik tak terdengar.
3. Alat Pencium dan Pengecap
Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang
dicecap maupun diciumnya . manusia hanya bisa membedakan 4 jenis masa yaitu
rasa manis,masam ,asin dan pahit. Bau seperti parfum dan bau-bauan yang lain
dapat dikenal oleh hidung kita bila konsentrasi di udara lebih dari
sepersepuluh juta bagian. Melalui bau, manusia dapat membedakan satu benda dengan
benda yang lain namun tidak semua orang bisa melakukannya.
4. Alat Perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan
panas atau dingin namun sangat relative sehingga tidak bisa dipakai sebagai
alat observasi yang tepat.
Alat-alat
indera tersebut yang sudah dijelaskan di atas sangat berbeda satu sama lain.
diantaranya seperti ada yang sangat tajam dalam penglihatannya dan ada pula
yang tidak. Dalam penciumannya, ada yang kuat dan ada yang lemah. Akibat dari
keterbatasan alat indera inilah kemungkinan salah informasi itu cukup besar.
Jadi, mitos itu dapat diterima oleh masyarakat pada masa itu karena:
- Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan karena keterbatasan penginderaan baik secara langsung, maupun dengan alat.
- Keterbatasan penalaran manusia
- Hasrat ingin tahunya terpenuhi
Menurut Auguste comte (1798-1857),dalam sejarah
perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan,
berlangsung tiga tahap:
1. Tahap Teologi atau Fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif manusia berusaha
untuk mencaari atau menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang terakhir dari
segala sesuatu,dan selalu dihubungkan dengan kekuatan ghaib. Gejala alam yang
menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan sumber yang
mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa dikuasi dan diatur
oleh para dewa atau kekuatan ghaib lainnya.
2. Tahap Filsafat atau Metafisik atau Abstrak
Tahap metafisika atau abstrak merupakan tahap dimana
manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusia tidak
lagi menyadarkan kepada kepercayan akan adanya kekuatan ghaib , melainkan
kepada akalnya sendiri,akal yang telah mampu melakukan abstraktasi guna
menemukan hakikat segala sesuatu.
3. Tahap Positif
Tahap positif merupakan tahap dimana manusia telah
mampu berfikir secara positif atau riel,atas dasar pengetahuan yang telah
dicapainya yang dikembangkan secara positif , melalui pengamatan , percobaan
dan perbandingan.
- Penalaran
Penalaran terbagi menjadi dua yaitu :
1. Penalaran Deduktif yaitu cara berpikir
yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum untuk menarik kesimpulan
yang bersifat khusus dan menggunakan pola berpikir silogisme.
2. Penalaran Induktif yaitu cara berpikir
yang bertolak dari pernyataan yang bersifat khusus untuk menarik
kesimpulan yang bersifat umum dan terkait dengan pengetahuan empirisme.
- Cara Memperoleh Ilmu Pengetahuan
Menurut Charles Price ada 4 macam cara untuk
memperoleh pengetahuan yaitu:
1. Percaya
Seseorang akan mendapat pengatahuan karena ia percaya pada hal tersebut adalah benar.
Seseorang akan mendapat pengatahuan karena ia percaya pada hal tersebut adalah benar.
2. Wibawa
Sesuatu akan dianggap benar,apa bila seseorang yang berwibawa menyatakan benar
Sesuatu akan dianggap benar,apa bila seseorang yang berwibawa menyatakan benar
3. Apriori
Merupakan suatu keyakinan/pendirian/anggapan sebelum mengetahuai (melihat, mendengar, menyelidiki) keadaan tertentu.
Merupakan suatu keyakinan/pendirian/anggapan sebelum mengetahuai (melihat, mendengar, menyelidiki) keadaan tertentu.
4. Metode Ilmiah
Sesuatu dianggap ilmiah apa bila memiliki patokan yang merupakan rambu-rambu untuk menentukan benar atau salah.
Sesuatu dianggap ilmiah apa bila memiliki patokan yang merupakan rambu-rambu untuk menentukan benar atau salah.
Ilmu pengetahuan
dianggap Alamiah apabila memenuhi 4 syarat yaitu:
- Objektif
Pengetahuan itu sesuai dengan Objek - Metodik
Pengetahuan itu diperoleh dengan cara2 tertentu dan terkontrol - Sistematis
Pengetahuan ilmiah itu tersusundalam suatu system, tidak berdiri sendiri satu sama lain saling berkaitan ,saling menjelaskan,sehingga keseluruhan menjadi kesatuan yg utuh. - Berlaku
Umum/Universal
Pengetahuan tidak hanya diamati hanya oleh seseorang atau oleh beberapa orang saja ,tapi semua org dengan eksperimentasi yg sama akan menghasilkan sesuatu yg sama atau konsisten.
Ada 2 pokok untuk
memperoleh pengetahuan yaitu:
1. Empiris
Yaitu pengetahuan yg disusun berdasarkan pada pengalaman, paham yg dikembangkan disebut Empiris. Bagi kaum rasionalis berpendapat pengetahuan manusia diperoleh melalui penalaran rasional yg abstrak,namun diperoleh melalui pengalaman yg kongkrit.
Yaitu pengetahuan yg disusun berdasarkan pada pengalaman, paham yg dikembangkan disebut Empiris. Bagi kaum rasionalis berpendapat pengetahuan manusia diperoleh melalui penalaran rasional yg abstrak,namun diperoleh melalui pengalaman yg kongkrit.
2. Rasionalisme
Yaitu suatu cara yg didasarkan pada suatu rasio. Padanganya menyatakan rasio merupakan sumber dan pangkal dari segala pengertian hanya rasio sajalah yg dapat membawa orang kepada kebenaran dan dapat memberi petunjuk dalam segala jalan pikiran.
Yaitu suatu cara yg didasarkan pada suatu rasio. Padanganya menyatakan rasio merupakan sumber dan pangkal dari segala pengertian hanya rasio sajalah yg dapat membawa orang kepada kebenaran dan dapat memberi petunjuk dalam segala jalan pikiran.
IV. CERITA YANG SEBENARNYA, LEGENDA, DAN CERITA RAKYAT
- Cerita Yang Sebenarnya
Manusia berusaha dengan sungguh-sungguh dan dengan imajinasinya menerangkan
gejala alam yang ada. Namun, disebabkan oleh keterbatasan manusia dalam
menjelaskan hal tersebut sehingga cenderung diidentikan dengan seorang dea/dewi,
tokoh misteri serta sesuatu yang berbau mistis. Pengetahuan yang diperoleh
bersifat subyektif.
- Legenda
Legenda (bahasa Latin: legere) adalah cerita prosa
rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai sesuatu yang
benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda sering kali dianggap sebagai
“sejarah” kolektif (folk history). Walaupun demikian, karena tidak tertulis,
maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga sering kali jauh berbeda
dengan kisah aslinya.
Contohnya :
- Tangkuban perahu yang berlokasi di kota
Bandung, sebagai hasil perwujudan kemarahan
sangkuriang yang telah gagal dalam
mewujudkan pinta calon pinangannya yang merupakan ibu kandungnya sendiri.
- Sangkuriang
- La Madukelleng
- William Tell
- Lutung Kasarung
- Cerita Rakyat
Cerita rakyat adalah sebagian kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki Bangsa
Indonesia. Pada umumnya, cerita rakyat mengisahkan tentang suatu kejadian di
suatu tempat atau asal muasal suatu tempat. Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam
cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang, manusia maupun dewa.
Fungsi Cerita rakyat selain sebagai hiburan juga bisa dijadikan suri tauladan
terutama cerita rakyat yang mengandung pesan-pesan pendidikan moral.
Contohnya :
· Malin
Kundang
· Si
Pitung
· Timun
Mas
V. Sifat Unik Manusia
1. Homo Socius : Manusia memiliki kemampuan untuk hidup bersosialisasi dengan sesama manusia ataupun makhluk hidup lainnya. Dilengkapi dengan sifat yang membawa mereka pada suatu bentuk permusyawaratan, karena pada dasarnya manusia memiliki keterbatasan dalam berpikir. Sehingga hal ini membedakan dengan makhluk hidup lainnya seperti binatang yang hidup secara berkelompok.
2. Homo Languens : Manusia dilengkapi dengan
kemapuan untuk berbahasa. kemampuan ini digunakan sebagai alat untuk
menyampaikan informasi kepada satu sama lain. Untuk dapat saling mengerti
terhadap sesama manusia dalam berkomunikasi maka manusia memiliki kemampuan
berbahasa. setiap peradaban manusia cenderung memiliki kemampuan dan jenis
bahasa yang berbeda-beda.
3. Homo Sapiens : Manusia memiliki akal dan pikiran
yang digunakan untuk memikirkan sesuatu yang baik dan buruk. sehingga dalam
mepertimbangkan hal yang akan dilakukannya manusia dapat merencanakan masa
depan dengan pertimbangan masa lalu.
4. Homo Faber : Manusia memiliki kemampuan
untuk membuat dan menggunakan sesuatu demi memenuhi kebutuhan primer dan
sekunder manusia itu sendiri. hal ini juga disebabkan oleh keterbatasan manusia
dalam emnggunakan alat indranya. sehingga untuk menutupi kekurangannya itu dia
membuata sesuatu yang membantunya dalm kehidupan sehari-hari.
5. Homo Religius : Manusia menyadari akan adanya
suatu bentuk kekuasaan dan kekuatan yang lebih besar dari tenaga ataupun
kemapuan manusia. sehingga hal ini mendorong manusia untuk meyakini atau
menyembah sesuatu yang dianggapnya berhubungan dengan hal gaib yang dimaksud
berkehendak dikemudian hari.
6. Homo Aeconomicus : Seiring dengan berguliranya
era dan zaman membuat kehidupan manusia diwarnai dengan perkembangan ekonomi
yang semakin modern. Menjadi salah satu bukti bahwa teori ekonomi yang dahulu
dianut oleh manusia dahulu, bahwa mengorbankan sesuatu sekecil mungikn untuk
suatu keuntungan yang besar. sehingga mamapu mengenalkan manusia akan
arti sebuah keuntungan dan kerugian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar